Jakarta -Bertahun-tahun pemerintah meminta renegosiasi kontrak bidang pertambangan, perusahaan Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).

Saat ini, hanya sedikit yang setuju seluruh poin renegosiasi yang disodorkan pemerintah, bahkan yang patuh 100% hanya perusahaan tambang kelas ‘teri’.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar merinci ada 7 perusahaan KK dari 37 KK dan 15 perusahaan PKP2B dari 74 perusahaan PKP2B yang telah setuju merenegosiasi kontrak yang diajukan pemerintah.

7 perusahaan KK yang sudah setuju antaralain:

  1. Tambang Mas Sable, luas wilayah awal: 23.500 hektar, penciutan: 23.500 hektar
  2. Tambang Mas Sangihe, luas wilayah awal : 82.091 hektar, penciutan: 82.091 hektar
  3. Mindoro Tiris Emas, luas wilayah awal : 9.235 hektar, penciutan : 9.235 hektar
  4. Irama Mutiara Mining, luas wilayah awal : 16.470 hektar, penciutan : 16.470 hektar
  5. Iriana Mutiara Indeburg, luas wilayah awal : 108.600 hektar, penciutan : 95.280 hektar
  6. Woyla Aceh Minerals, luas wilayah awal : 24.250 hektar, penciutan : 24.250 hektar
  7. Karimun Granite, luas wilayah awal : 2.761 hektar, penciutan : 2.761 hektar

Sedangkan 15 PKP2B yang setuju seluruh poin yang diajukan pemerintah antaralain:

 

  1. Selo Argokencono Sakti, luas wilayah awal: 12.010 hektar, penciutan : 12.010 hektar
  2. Banjar Intan Mandiri, luas wilayah awal : 6.625 hektar, penciutan : 6.625 hektar
  3. Dharma Puspita Mining, luas wilayah awal : 2.811 hektar, penciutan : 2.811 hektar
  4. Abadi Batu Bara Cemerlang, luas wilayah awal : 18.950 hektar, penciutan : 15.000 hektar
  5. Mandiri Inti Perkasa, luas wilayah awal : 9.240 hektar, penciutan : 9.240 hektar
  6. Tanjung Alam Jaya luas wilayah awal : 6.038 hektar, penciutan : 6.038 hektar
  7. Batu Alam Selaras luas wilayah awal :8.139 hektar, penciutan : 8.139 hektar
  8. Ekasatya Yanatama, luas wilayah awal: 5.587 hektar, penciutan: 5.587 hektar
  9. Selo Argokendali luas wilayah awal: 20.200 hektar, penciutan : 15.000 hektar
  10. Barapramulya Abadi, luas wilayah awal : 20.000 hektar, penciutan : 15.000 hektar
  11. PD Baramarta luas wilayah awal: 2.622 hektar, penciutan : 2.622 hektar
  12. Kadya Caraka Mulia, luas wilayah awal: 4.628 hektar, penciutan : 4.628 hektar
  13. Jorong Barutama Grestom, luas wilayah awal : 9.556 hektar, penciutan : 9.556 hektar
  14. Trubaindo Coal Mining luas wilayah awal : 23.650 hektar, penciutan : 22.687 hektar
  15. Kartika Selabumi Mining, luas wilayah awal : 17.550 hektar, penciutan : 15.000 hektar


Sementara itu, pemerintah belum juga mampu untuk melunakkan perusahaan tambang skala besar seperti PT Freeport Indonesia, PT Newmont Nusa Tenggara, dan PT Vale Indonesia.